langkah awal belajar pemrograman web

Full Stack Developer Bagian II

Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya, yaitu Full Stack Developer Bagian I.

Front-end tech:

  1. HTML / HTML5: Semantic web
  2. CSS / CSS3: LESS, SASS, Media Queries
  3. JavaScript: jQuery, AngularJS, Knockout, etc.
  4. Compatibility quirks across browsers
  5. Responsive design
  6. AJAX, JSON, XML, WebSocket

Javascript menjadi bahasa salah satu bahasa pemrograman yang populer belakangan ini. Metodologi dan framework baru terus bermunculan tiap hari, mulai dari MVC, MVVM, MVP, Angular, Knockout, Ember, dll.

Selain HTML, CSS, JAvascript, seorang full stack developer sebaiknya harus tahu tentang responsive web design dan bagaimana bekerja dengan media queries dan CSS preprocessors seperti LESS dan SASS.

Komunikasi dengan back-end via AJAX atau WebSocket juga penting untuk dipelajari.

 

Design

  1. Converting website design into front-end code
  2. UI
  3. UX

Selain teeknologi front-end, seorang full-stack developer juga harus paham apa yang mungkin bisa dibuat dan apa yang tidak dengan keterbatasan akan HTML/CSS/Javsacript dan menkongversi desain dari file Photosop/Ilustrator.

Dengan banyaknya teknologi yang telah disebutkan diatas, developer bisa saja tidak harus menggunakannya, seperti Ruby atau lebih spesifik lagi pustaka Javascript. Akan tetapi, semua hal tersebut saling berhubungan dengan yang lain satu sama lain.

Sebagai contoh, jika kita ingin menyiapkan Vagrant, kita harus tahu sintaks Ruby. Jika kita ingin memanipulasi elemen DOM, Jquery menjadi hal yang wajib dipelajari.

Android
Android

Kategori lain yang perlu disebutkan adalah mobile technologies. Mobile technologies merupakan industri yang sangat dinamis dan sangat erat kaitannya dengan web development:

  1. iOS
  2. Android
  3. Hybrid: Phonegap, Appcelerator

Salah satu disparitas terbesar saat ini adalah antara pengembangan web dan mobile. Tetapi perbedaan tersebut semakin hari semakin tidak ada. Seorang full stack developer sebaiknya juga tahu akan teknologi ini.

Apakah lebih baik menjadi seorang full-stack developer?

Menjadi seorang full-stack developer berarti harus mempunyai pikiran yang terbuka akan teknologi baru, harus bisa menggunakan setiap teknologi yang telah disebutkan diatas, dan harus mengerti bagaimana sebuah aplikasi web dibuat, mulai dari konsep hingga menjadi produk jadi.

Ide seorang “full-stack developer” bukan berarti harus ahli, terbiasa akan semua teknologi yang ada karena spesialisasi ada untuk alasan tersebut. “full-stack developer” lebih kepada pengertian akan setiap area dan teknologi yang telah disebutkan diatas, bisa berkomunikasi dengan baik dengan rekan setim, dan bisa menjadi aset yang berguna jika memang situasi memerlukan akan pengetahuan tersebut.

Full-stack developer akan mempunyai peranan yang penting dalam web development di masa yang akan datang, khususnya ketika metode pengembangan seperti DevOps menjadi bagian yang penting di perusahaan, dimana antara kode yang dibuat developer dan administrator (yang bertugas untuk kode peluncuran dan setup) menjadi semakin tipis setiap hari.

Sumber : http://www.sitepoint.com/full-stack-developer/

1 Comment

  1. […] Bersambung ke Full Stack Developer Bagian II […]

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.